Selasa, 06 Maret 2012

APA SIH BATIK ITU? (Part 4)

Ragam hias (motif) batik
Untuk memudahkan pengelompokkan/pengklasifikasian tersebut, kita lihat motif mana yang sebagai motif utama dan motif sebagai isen-isen. Hal tersebut mengingat dalam satu lembar kain batik tidak hanya ada satu motif hias.
Motif berdasar unsur-unsurnya ada 2:
Motif/ornamen pokok merupakan unsur pokok. Biasanya berupa gambar-gambar bentuk tertentu. Contoh: meru, pohon hayat, tumbuhan, garuda, burung, candi atau perahu, lidah api, naga, binatang dan kupu-kupu.
Ornamen isen-isen atau tambahan merupakan gambar yang dibuat untuk mengisi bidang, bentuknya lebih kecil, dan tidak turut membentuk arti atau jiwa pola. Contoh: cecek, sisik melik, cecek pitu, neranga, kembang lombok, upan-upan, kembang tiba, mata beruk, tapak dara, ada-ada, menggaran, blarak sak imit, mrutu sewu, cecek sawut, sraweyan, rambutan, kembang krokot, gringsing sisik, kukon, owal owil, ukel, cacah gori, siraban, poleng, mlinjon, kembang pepe, uler-uleran, uceng, kembang cengkeh, kembang jeruk, plenta plenti, tebu sekarat, adan-adan, grompol, tritis, gion, liris, srimpet, uter, rawan, banji, kembang waru, ukel cantel, gabah sinawur, semen, sisik, kembang jati.


Ragam hias batik tradisional dapat digolongkan menjadi ragam hias Geometris dan Non Geometris.

1. Ragam hias Geometris
Ragam hias Geometris atau ragam hias ilmu ukur, berawal dari ketentuan ukuran tertentu, seperti berujud garis-garis (garis miring, garis silang, anyaman), segitiga, segi empat.
Ragam hias geometris ini antara lain:
a. Tumpal, berbentuk segitiga sama kaki dalam posisi tegak atau terbalik.
b. Pilin berganda, berbentuk seperti huruf S seperti motif parang.
c. Meander, merupakan rangkaian huruf T, berdiri tegak dan tebalik. Ragam hias ini dipengaruhi budaya Cina, dikenal dengan istilah “Banji”.

2. Ragam hias Non Geometris
Jenis ragam hias non geometris tidak terikat oleh bentuk-bentuk ilmu ukur, ragam hias ini antara lain:
a. Ragam hias sulur-suluran (lung-lungan) / batang pada tumbuhan
b. Ragam hias semen, berujud tunas tumbuhan
c. Ragam hias pohon hayat
d. Ragam hias lidah api
e. Ragam hias binatang

Selain yang tersebut di atas, batik dapat dikelompokkan menurut daerah pembatikan, antara lain:
1. Batik Vorstenlanden adalah batik Solo-Jogja yang pada zaman Belanda disebut daerah vorstenlanden (=kerajaan).

2. Batik pesisir adalah batik dari daerah pesisir, seperti Cirebon, Pekalongan, Tuban dan lain-lain.

Ciri-ciri batik Solo-Jogja adalah:
1. Ragam hias bersifat simbolik berlatar kebudayaan Hindu-Jawa.
2. Warna sogan, indigo (biru), hitam dan putih.

Ciri-ciri batik pesisiran:
1. Ragam hias bersifat natural dan terpengaruh berbagai kebudayaan asing, yang terlihat kuat, misalnya Cina, India, Belanda, dan daerah lain.
2. Warna macam-macam: merah, kuning gumading dll.

Pada perkembangan selanjutnya istilah batik tidak hanya digunakan untuk menyebut kain yang bercorak batik dan dibuat dengan menggunakan canting. Tetapi juga untuk kain yang bermotif batik dengan proses dicap, dilukis. Begitu pula dengan fungsinya, kini batik tidak hanya berfungsi sebagai kain (jarik; bhs. Jawa), kain panjang, ikat kepala, tetapi juga sebagai baju, celana, topi dan benda-benda lain.

CONTOH-CONTOH MOTIF GEOMETRIS

1. Kain batik endog remeg
Kain batik endog remeg, dasar kelengan. Hiasan isian bentuk lingkaran bulat tepi bergerigi untu walang/pecah seribu endog remeg terdapat ceplok-ceplok bunga, seret putih bergaris pecah-pecah warna biru putih, motif geometris, ceplok-ceplok. Fungsi sebagai pelengkap busana tradisional.

2. Kain batik truntum
Hiasan seret warna putih, isian berupa motif bunga-bunga kecil (menyerupai bunga tanjung) dan ceplok warna putih termasuk motif geometris. Jenis batik tulis, asal Yogyakarta. Fungsi: pakaian sehari-hari atau pakaian pengantin.
Gambar batik truntum:



3. Kain batik cepaka mulya
Hiasan/isian atau hiasan tepian polos berupa lurik-lurik warna putih. Hiasan di dalamnya berupa gambar motif bintang segi delapan warna biru, cecek-cecek sejenis gabah sinawur, di tengah bintang terdapat lingkaran susun lima dan di tengah bulatan terdapat sejenis huruf W seperti spiral diselingi hiasan sejenis palang (kruis) berwarna putih lurik kuning sebanyak tiga buah. Di tengah palang terdapat lingkaran putih berhias motif kroon (mahkota) di atas hiasan bentuk V segi empat seperti bentuk satya lencana. Kain ini juga disebut Kain Batik Bintang Van de Orde Oranje Nassau.
Asal kain batik : Surakarta.
Fungsi : sebagai pelengkap busana.
Gambar kain batik cepaka mulya:



4. Kain batik pradan
Kain batik selendang pengantin pradan, dasar warna putih. Hiasan isian : motif cuwiri, bunga, ayam hutan, burung, cecek. Kemada hiasan garis-garis vertikal. Warna putih, hitam, kuning emas motif cuwiri. Digunakan untuk selendang, berasal dari Jawa Timur.
Gambar batik pradan :



5. Kain batik kampuh parang klithik
Bahan kain mori halus agak tebal, jenis batik tulis. Warna latar putih, hiasan bagian tepi berwarna putih berumbai. Hiasan lain berupa ornamen pilin berganda warna coklat kekuning-kuningan. Fungsi untuk pakaian kebesaran di lingkungan kraton Yogyakarta dan Surakarta. Pakaian pengantin bagi kerabat keraton.

6. Kain batik motif bleg ketupat
Kain batik motif bleg ketupat. Hiasan isian motif geometris belah ketupat di dalamnya berhias flora di pinggiran hiasan untu walang warna putih, merah, biru, coklat, motif geometris. Berfungsi sebagai pakaian upacara mistik religius, berasal dari Cirebon.

7. Batik tulis parang kembang
Kain batik parang kembang dasar warna kuning. Berfungsi sebagai pelengkap busana tradisional, berasal dari Yogyakarta.
Gambar batik parang kembang :



8. Kain batik jlamprang
Hiasan/isian kemada berujud motif untu walang (berupa motif-motif tumpal kecil berbentuk kubah masjid berwarna kuning emas). Isian di dalamnya pada latar hitam kebiruan tersebut berupa motif ceplok. Ceplok tersebut dibatasi oleh pinggiran yang melingkar; di dalam lingkaran terdapat motif bunga yang terletak di atas silang (kruis), di sela-sela/di sekeliling silang berhias motif bunga lotus (teratai) dan gambar bentuk trisula/wajra, hiasan ceplok kecil semacam satya lencana berbentuk palang.
Motif jlamprang ini mempunyai keunikan dibandingkan dengan motif batik lainnya, sebab meskipun motif hiasannya samaa tetapi letak jlamprang itu di atas warna dasar yang berlainan maka namanya menjadi berubah, antara lain disebut Niti Rengganis, Ceplok Kembang dan sebagainya, sedangkan jlamprang umumnya mempunyai dasar hitam, dan motif Nitik yang persis seperti Jlamprang umumnya mempunyai dasar hitam, dan motif Nitik yang persis seperti Jlamprang terdapat candi-candi.
Jenis : batik tulis. Asal : Rembang. Fungsi/penggunaan : untuk busana Jawa.
Ganbar kain batik jlamprang :




CONTOH-CONTOH MOTIF NON GEOMETRIS

1. Kain batik motif Semen Jolen
Kain batik motif Semen Jolen, dasar warna putih. Hiasan isian : lar (sayap) meru, garis-garis kecil. Seret putih motif semen. Berasal dari Yogyakarta, digunakan sebagai pelengkap busana tradisional.

2. Kain batik Pradan
Bahan kain mori halus, agak tebal, jenis batik tulis. Warna dasar latar putih dengan hiasan bagian tepi berwarna putih sedang hiasan isian berupa motif rangkaian motif sulur-suluran daun biru (pradan). Asal dari Surakarta, fungsi sebagai pakaian upacara.

3. Kain batik Semen Sawunggaling
Kain batik Semen Sawunggaling, dasar warna kuning motif semen sawunggaling. Berfungsi sebagai pelengkap busana tradisional, berasal dari Yogyakarta.
Gambar batik semen sawunggaling :



4. Batik Tulis Naga Tapa
Warna dasar ireng. Asal : Yogyakarta. Hiasan ornamen pokok berujud hiasan bentuk naga, naga tersebut melilit atau melekat (nggubet Jawa) pada patran lung-lungan (sulur-suluran) seperti naga yang menggantung pada lung-lungan, berwarna coklat dengan cecek-cecek putih, di sekitarnya terdapat hewan kupu-kupu. Semua hiasan terletak di atas dasar warna hitam dan biru. Fungsi sebagai busana adat Jawa.

5. Batik tulis Semen Kembang Asem
Warna dasar latar ireng. Hiasan seret (tepian) berwarna putih, hiasan dalam/isian berupa hiasan garuda berbentuk tegak, berekor seperti hiasan garuda pada cantelan kelambu. Posisi garuda tersebut bersambung/berhimpit di bagian bawahnya (ungkur-ungkuran) di tengahnya sebagai penghubung garuda tersebut, berbentuk belah ketupat warna coklat berplisir biru berstrip putih di tengahnya dan dalam belah ketupat terdapat hiasan semacam meru. Hiasan lainnya berupa motif buah asem berwarna coklat dalam posisi silang (kruis), setiap sisi dari silang tersebut terdapat sejenis burung berwarna coklat cecek-cecek putih, hiasan itu terletak di atas bagian atas yang terbuka terdapat hiasan bunga roset (diapit oleh silang tersebut). Jenis : batik tulis. Asal : Yogyakarta. Fungsi/penggunaan : sebagai busana daerah Jawa.
Gambar batik semen kembang asem:



6. Kampuh Semar Mesem
Bahan kain mori halus, jenis batik tulis, warna latar ireng. Hiasan seret warna putih hiasan lain berupa motif bentuk tumbuh-tumbuhan warna biru, tepinya berlekuk-lekuk, bentuk lingkaran terbuka berhiaskan segi empat warna coklat. Fungsi sebagai pakaian kebesaran di Keraton Yogyakarta, Surakarta, upacara pengantin kerabat keraton.

7. Kampuh Semen Motif Alas-alasan
Warna dasar latar ireng, hiasan kemada, hiasan lain burung, sayap, pohon hidup, dengan pradan, bahan kain mori halus, jenis batik tulis. Fungsi sebagai pakaian kebesaran dalam upacara adat keraton Yogyakarta dan Surakarta.

8. Batik Tulis Semen
Kain batik ikat kepala semen, dasar warna putih. Hiasan isian : cecek, lar, meru, flora, fauna. Warna putih, coklat, hiasan motif flora dan fauna. Berfungsi sebagai pelengkap busana tradisional untuk ikat kepala. Berasal dari Yogyakarta.

9. Batik Tengkuluk Masjid Cirebon
Kain batik tengkuluk masjid Cirebon, warna dasar kelengan. Hiasan isian : kaligrafi (tulisan huruf Arab) pinggiran motif untu walang warna putih, biru motif kaligrafi. Berfungsi untuk iket kepala, berasal dari Cirebon.

10. Batik Tulis Megan / Sawat
Ikat kepala megan sawat uta-uta rejeng kembang gedang, warna dasar putih. Hiasan blumbangan, belah ketupat warna putih motif geometris. Berfungsi sebagai kelengkapan busana tradisional untuk ikat kepala. Berasal dari Yogyakarta.

11. Batik Tulis Modang
Kain batik iket modang. Warna dasar latar ireng. Kemada (tepian yang berhias) : berhiaskan bunga-bunga/suluran, sedangkan hiasan bagian dalam (tengah) yang dikelilingi oleh kemada tersebut berwarna biru kehitaman. Di keempat sudut terdapat poncot dengan hiasan sisik dan jlamprang. Berasal dari Yogyakarta, digunakan sebagai penutup kepala (iket).
Gambar batik modang :



12. Batik Tulis Lasem
Kain batik selendang lasem, dasar warna putih. Hiasan isian : dasar hiasan coklat sulur-sulur daun mandingan, kura-kura, burung, bunga, pinggiran motif panji, ujung bergombyok rumbai. Kemada : deretan garis-garis vertikal warna coklat muda motif lasem. Berfungsi untuk selendang, berasal dari Lasem, Jawa Tengah.
Gambar batik lasem :



13. Selendang Motif Simbar Macan Ucul
Selendang batik simbar macan ucul, bentuk empat persegi panjang. Hiasan isian : motif lung-lungan, blumbangan, daun dan bunga. Sekeliling motif ceplok. Warna dasar putih. Warna hiasan biru. Berfungsi sebagai pakaian lambang keampuhan atau kekuatan.

Batik dapat memberikan informasi bermacam-macam, antara lain mempelajari proses pembuatan, fungsi, alam sekitar, tempat pembuatannya. Selain itu dengan belajar batik tampak keterbukaan bangsa Indonesia yang mau menyerap unsur kebudayaan luar, tanpa meninggalkan kepribadian bangsa. Juga dapat menggambarkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia, yang di satu pihak telah mempersatukan suku-suku bangsa Indonesia yang tetap memelihara dan menghormati kebudayaan, adat istiadat dan kesenian.


Sumber: “Buku Katalog Pameran Batik Koleksi Museum Sonobudoyo Jogja Tahun 2009”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar