Bacaan : Yakobus 1 : 12 – 18
Kata pencobaan tentunyasudah tidak asing lagi di telinga kita. Atau mungkin di antara kita saat ini ada yang sedang terbeban karena mengalami suatu pencobaan. Namun apakah arti sebenarnya dari kata pencobaan itu sendiri? Kata pencobaan merupakan kata kerja yang mempunyai arti menguji sesuatu atau mencoba. Kata pencobaan itu sendiri mempunyai arti yang baik dan juga arti yang jahat. Arti yang baik yaitu menguji atau memperbaiki sifat seseorang, sedangkan arti yang jahat adalah untuk menunjukkan kelemahan seseorang atau menjebak seseorang untuk berbuat jahat. Dalam Perjanjian Baru kata pencobaan mempuyai arti yang kurang menyenangkan bagi kehidupan manusia, pencobaan lebih baik dihindarkan dari kehidupan manusia (Matius 6 : 13).
Tidak dipungkiri tentunya kita pernah mengalami pencobaan baik pencobaan yang dirasakan ringan maupun pencobaan yang dirasakan berat. Ditambah lagi dengan melihat keadaan di sekitar kita yang semakin tidak karuan yang dapat membuat hidup kita menjadi cemas. Mengapa cemas? Karena keadaan itu membuat kita menjadi takut untuk menghadapi suatu pencobaan yang dapat membuat hidup kita menjadi menderita. Lingkungan di sekitar kitapun sebenarnya dapatm membawa kita jatuh ke dalam pencobaan. Bahkan masih ada di antara kit yang menganggap bahwa pencobaan itu datangnya dari Tuhan karena Tuhan sedang menghukum mereka. Bagi yang tidak dapt bertahan dalam pencobaan, ada suatu tindakan jalan pintas yang mereka anggap paling baik yaitu bunuh diri. Mereka menganggap bahwa dengan kematian mereka tidak akan lagi merasa menderita dalam pencobaan. Sebagai anak Tuhan janganlah kita mempunyai pikiran seperti itu.
Kalau kita membaca Yakobus 1 : 12 – 18, disini Yakobus mengajak kepada kita untuk berbahagia dalam pencobaan. Yakobus mengingatkan kepada orang Kristen Yahudi yang pada waktu itu yang tersebar di berbagai kota untuk tidak takut jika mengalami suatu pencobaan. Di sini Yakobus tahu bahwa orang Kristen Yahudi pada waktu itu sering dikejar-kejar oleh orang Yahudi yang tidak mengasihi Yesus. Yakobus dalam suratnya ini menulis kepada mereka tentang berbagai hal cara menghadapi kesulitan dan tetap hidup sebagai orang Kristen.
Namun isi surat Yakobus tersebut tidak saja berlaku bagi orang Kristen Yahudi pada waktu itu saja, hal itu ternyata berlaku juga bagi kita orang Kristen saat ini yang hidup di tengah-tengah orang yang tidak mengenal Yesus. Jika kita saat ini sedang mengalami suatu pencobaan, janganlah kita menganggap bahwa pencobaan itu datangnya dari Tuhan. Yang mencobai manusia bukanlah Allah melainkan Iblis. Dapat kita ambil contoh yaitu peristiwa ketika Yesus dicobai oleh Iblis tiga kali tapi Yesus menang dari pencobaan itu. Kemudian kita ingat juga peristiwa Hawa yang jatuh ke dalam pencobaan yang dilakukan oleh ular di taman Eden. Dengan melihat dua contoh tadi, terlihat jelas bahwa pencobaan itu dapat menimpa seseorang karena keinginan mereka sendiri. Bila keinginan mereka itu dipenuhi, maka akan melahirkan suatu dosa dan akhirnya akan menuju maut.
Lalu bagaimana jika kita sedang mengalami suatu pencobaan? Apa yang harus kita lakukan? Kita harus menganggap bahwa cobaan yang sedang kita alami adalah merupakan ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, apakah kita bisa melewati ujian tersebut dengan iman kita atau tidak. Ada tiga hal yang dapat membuat kita bertahan di dalam pencobaan yaitu kita harus mempunyai kesabaran, ketabahan, dan ketaatan.
Yang pertama adalah kesabaran, kesabaran mempunyai kata dasar sabar yang artinya tahan menderita terhadap sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, tidak lekas putus asa, tidak terburu nafsu, dan tidak pemarah. Kesabaran dalam kitab Amsal adalah sifat yang sangat dipuji karena sangat berharga dalam praktek kehidupan, terutama dalam menghadapi penderitaan dan pencobaan. Ada orang yang kelihatannya sabar kalau dalam keadaan senang, sukacita, usaha berhasil, segala sesuatu tidak ada yang menghalangi. Hal ini mudah sekali dilakukan oleh setiap orang, tapi yang sangat luar biasa adalah jika kita masih sabar dalam menghadapi penderitaan, kesusahan, atau kegagalan yang timbul. Sifat sabar ini perlu kita tanamkan dalam diri kita, sebab pasti diantara kita kebanyakan tidak sabar dalam menghadapi suatu persoalan, inginnya segera selesai melalui jalan pintas tanpa memandang resikonya.
Kedua adalah ketabahan, ketabahan mempunyai kata dasar tabah yang artinya tetap dan kuat hati dalam menghadapi bahaya bahkan berani. Coba bayangkan kita sedang mengambil segenggam garam dan segelas air. Masukkan garam itu ke dalam gelas tadi lalu aduk, kemudian cobalah untuk meminum air di gelas tadi dan kita tahu rasanya pasti asin. Setelah itu coba ambil lagi segenggam garam, lalu taburkan ke dalam bak air di kamar mandi. Kemudian coba teguk air dalam bak itu, tentu rasanya tidak akan asin. Sulitnya kehidupan serupa dengan segenggam garam tadi. Ketabahan hati adalah hal meluaskan hati untuk menampung segala macam duka, lara, serta sengsara. Dalam hal ini meluaskan hati bukan dengan melihat tapi dengan percaya, percaya bahwa segala penderitaan yang dialami dalam hidup adalah sementara. Ketabahan hati ini dapat menumbuhkan suatu pengharapan di masa yang akan datang.
Dan yang ketiga adalah ketaatan, ketaatan mempunyai kata dasar taat yang artinya tunduk, patuh, setia melakukan apa yang diperintahkan. Ketaatan ini sangat perlu kita miliki dalam kita menghadapi suatu pencobaan. Dalam buku yang berjudul “Setia Sampai Mati”, ada diceritakan tentang kesetiaan orang-orang di kepulauan Madagaskar yang tetap berpegang teguh pada imannya meski di bawah ancaman hukuman mati. Sekalipun di bawah ancaman hukuman mati, tapi mereka tetap setia dan taat menjalankan perintah Firman Tuhan. Dan memang untuk suatu ketaatan ada resiko yang harus kita tanggung.
Dengan melihat ketiga hal tadi, sangat nyata apa yang dikatakan oleh Yakobus supaya kita berbahagia dalam pencobaan karena melalui pencobaan itu kita dapat melatih kesabaran kita, ketabahan hati kita, dan juga ketaatan iman kita. Lalu apakah ada cara agar kita tidak sampai masuk dalam pencobaan? Lukas 22 :46 mengatakan “BERDOALAH” ! disini kita diajarkan agar dekat, semakin dekat, bahkan jauh lebih dekat di dalam Tuhan. Kalau kita hidup di dalam Tuhan, maka Tuhan akan melindungi kita dan segala pencobaan tidak akan mengganggu hidup kita. Namun demikian masih ada juga di antara kita yang bertanya mengapa kita masih bisa mengalami suatu pencobaan padahal kita sudah hidup dekat dengan Tuhan? 1 Korintus 10 : 13 mengatakan kepada kita bahwa jika kita menghadapi suatu pencobaan maka pencobaan itu adalah biasa, artinya setiap manusia mengalaminya, tapi manusia dapat mengatasinya sendiri. Kalau manusia tidak bisa keluar dari pencobaan itu, berarti pencobaan itu luar biasa maka di sini Yesus sendiri yang akan mengatasinya. Pencobaan yang biasa ini merupakan ciri khas manusia, misalnya ia dianiaya karena menjadi pengikut Yesus, gereja dibakar karena orang Kristen, karir yang tidak naik-naik karena orang Kristen, dan masih banyak hal lainnya yang dapat kita jumpai saat ini. Tapi di sini sekali lagi Yakobus mengajak kita untuk selalu berbahagia dalam menghadapi pencobaan.
Kita tentu tahu anak-anak balita perlu mendapatkan suntikan kekebalan atau yang kita kenal dengan imunisasi. Meskipun suntikan itu menyakitkan bagi si anak, namun penderitaan itu tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan kekuatan yang akan didapatkannya untuk menangkal berbagai penyakit. Demikian juga dengan kita anak-anak Tuhan tidak akan luput dari berbagai pencobaan. Namun semua itu bukan untuk mencelakakan, tapi untuk membentuk daya tahan dalam menghadapi gempuran-gempuran setan yang selalu menggoda kita. Sebab dengan tahan uji dan selalu mengasihi Tuhan, maka kita akan menerima mahkota kehidupan yang telah dijanjikan oleh Tuhan yaitu kehidupan kekal.
Tuhan memberkati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar